Kamis, 16 Oktober 2008

sesuatu yang menggerakkan.

saya hanya bisa diam, saat rangkaian kata itu muncul dari lelaki kecil itu
'teman diskusi' saya tiap sore.
setelah liburan panjang, sore itu adalah perjumpaan pertama kami.
dia pendiam. kata-katanya singkat. perasaannya tak selalu tersampaikan sepenuhnya...
setiap kami bersua selalu kuberi jeda padanya untuk merangkai kata-kata pada bukunya, agar yang tak tersampaikan dapat diluapkannya. ada 'perjanjian' bahwa saya boleh tahu jika dia mengijinkan.

hari itu, dia telah menunggu di depan televisi ditingkahi celoteh adiknya yang seakan tak pernah habis kata dari bibir mungilnya... seperti biasa dia hanya diam dan menatapnya.
....
....
....
langsung kami mulai belajar...
sebelum belajar aku minta maaf padanya. aku terlambat, setelah antri panjang untuk pesan tiket. membaca laskar pelangi nanti malam. lelaki itu menatap saya seakan ingin mengungkapkan sesuatu. mungkin dia akan menulis lagi pikir saya.
ternyata, rangkaian kata yang selalu kuharapkan waktu itu bermunculan seakan tak ingin berhenti. tentang laskar pelangi. tentang -- dia menyebutnya gemintang---, tentang ikal yang bisa sekolah sampai tinggi.., tentang tawanya, tentang air matanya, tentang perasannya, tentang apa yang dipikirkannnya.
semua, tiba-tiba keluar dan menghasilkan harapan padanya....
begitu luar biasanya... hingga kuat melekat pada dirinya.....


seperti pesannya, memberilah banyak-banyak........



(banyak hal, yang sepertinya tak tersampaikan jika hanya kutulis disini :))

Minggu, 12 Oktober 2008

antara aku, jiwa, cinta, dan mereka!

Kadang, tanpa kita sadari ada banyak aku dalam ada
Berbeda dan selalu berbincang dalam ruang maya atau nyata
Ketika memandangi diri dan mencoba memahami
Menguak kemunafikan, menampakkan kebenaran atas kebohongan.
Seorang aku, mencoba memaknai kembali perjalanan hidupnya
Bersama jiwa, bertanya kembali tentang CINTA, Mengorek luka yang kini semakin menganga
Karena luka itu ada setelah celupanNya menyentuh jiwa
Mereka, jiwa-jiwa itu, terus berbisik dan berebut untuk berbisik semakin keras dan jelas.
Agar Aku, dan jiwanya selalu tersadar.
Terus mengejar diantara pembelaan yang semakin deras berkata
Dalam ketakpedulian apa itu makna.. Diantara serpihan nikmatnya luka
Mencoba memperkuat tali penuntunnya yang mulai rapuh
Dan jiwa-jiwa itu bertemu dalam satu

antara aku, jiwa, cinta dan mereka!

Aku’ : Aku merenung. Jiwa di depanku
Aku duduk. Jiwa memandangku tajam.

Kupandangi jasadku
Pada cermin itu
Kutanya pada diriku
Siapakah aku

Kupandangi jasadku
Juga pada cermin itu
Tetap ada tanya dihatiku
Apakah aku

Kupandangi jasadku
Masih pada cerminku
Ada tanya lagi dihatiku
Kemanakah tujuanku

Tetap kupandangi jasadku
Yang tergambar dalam cermin itu
Tersisa banyak tanya dihatiku
Untuk apakah aku
Siapakah tuanku ....


Jiwa : Berapa umurku
Aku : 20 kukira
Jiwa : Apa saja yang telah aku lakukan
Aku : aku.... aku telah....

Aku’ : Kemudian muncullah masa membawa lembaran bayangan ... lukisan dan kulihat diriku disana.

Jiwa : cinta
Aku : ya... cinta.
Jiwa : pernahkah kau jatuh cinta...
Aku : ..... yah.......
Aku’ : Kuhempaskan tubuh lelahku---- lelah ?
Apa yang telah kulakukan ?
Jiwa menatapku dengan pandangan yang tetap menusuk bagai seorang hakim di pengadilan bernama ketidakadilan---menurutku
Jiwa : Berapa kali kau jatuh cinta
Aku : ...jatuh cinta...
Bahkan aku tak tahu apa itu
Jatuh cinta....
Apakah sesuatu yang telah diperkenalkan, diyakini oleh dogma

... jatuh cinta...
hanya berupa getar halus yang mempermainkan perasaan
menelikung hati menuju ketakberdayaan
bergelimang keindahan...... yang menyakitkan, menakutkan

jiwa : pada siapa kau jatuh cinta
aku : ... pada siapa ?
siapa.... bahkan akupun tak mengenal diriku sendiri.
Pantaskah aku mengenal orang lain?

Aku’ : Masa kembali membawa lukisan
Aku ada disana
Putih – biru ada sebuah kain menutup kepalaku
Ada seseorang disana, seorang pemuda
..........huf............ entah aku merasa dekat dengannya
...........tapi dia asing...
asing, seperti aku memandang diriku
(Film pada layar hitam)
jiwa : kau lihat ?
siapa dia
aku : dia... dia...
jiwa : cinta pertamamu
aku : cinta pertama, adakah ?
apakah aku sebelumya tak punya cinta
Dia.... cinta pertama ?
Jiwa : lalu...
Aku : lalu apa ? akupun tak yakin dia yang pertama
Jiwa : setelah dia !
Aku : setelah dia? Cinta kedua?
Jiwa : (dengan sinis dan dingin)
Ya.... cinta kedua
Aku : tapi aku yakin itu bukan cinta
Jiwa : (tertawa )
Lalu.... lalu apaaa
Haaa apa ?
Aku : entahlah... mungkin kagum, terpesona, simpati, nafsu...........
Aku’ : Masa berputar kembali dengan membawa lukisan.... lukisan hidup.
Seperti putaran film
Gelap
Aku’ : Aku ada disana. Cantik ! ya aku cantik dengan jilbabku
Anggun! Seperti puteri. Puteri biru. Indah
Tapi... (potongan film lagi- lelaki)
Jiwa : siapa dia
Aku : Dia? dia... entahlah
Jiwa : tapi kau menatapnya! Aku lihat ada binar disana
Cahaya di matamu!
Aku : bercahaya ? mataku? Bukankah itu goresan suram dalam lukisan itu? Menghianati jalinan nada dalam simfoni warnanya. Tidakkah kau lihat?
Jiwa : ya aku lihat. Aku ternodai, hitam ---- pekat! aku merasa kotor saat itu. Aku melihatnya
Ya... aku melihatnya dan aku merasakannya.... perih itu
AAAA.................
Aku ingat- aku ingat cahaya di matamu teteskan noda disini.... torehkan luka...... sakit........
Sakit ! kau tau! Lebih sakit dari ini...
Aku : maaf...
Jiwa : (menangis pasrah)
Bukankah kau sudah kenal cinta saat itu
CINTA !! bukan cinta!
Aku : berhentilah bertanya jiwa. Hentikan..
Jiwa : jika jiwa berhenti bertanya lalu untuk apakah jiwa ada ?
Jangan kau menelikung aku dengan kemunafikan ,dengan kepengecutan
Aku : sudahlah jiwa... aku lelah...
Ijinkan aku pergi... aku penat.
Jiwa : tunggu. Kau yang memulai
Kau bangunkan aku. Kau panggil masa. Kau robek kembali lukaku yang belum kering
Kau harus menyelesaikannya
Aku : aku.....
Jiwa : sudahlah..... CINTA dimana kau menemukannya
Aku : tapi aku lelah
Jiwa : tidak ! masa!
Aku’ : Masa berlari.... berkelebat, kencang, berputar cepat----- menikam aku..... membuatnya limbung dan jatuh
Masa melambat dan berjalan pelan..... tersenyum dengan keanggunannya yang dingin
Membawa deret lukisan panjang. Lukisan hidup tentang diriku
Ada aku.... dan mereka

Dan gumaman pun mendengung tak henti
Mengalun pelan dan tajam
Kadang lembut dan merdu
Memenuhi rangkaian ganglion di kepalaku
Mengalir deras melalui gelombang di ruang ada

(suara-suara berbunyi terus –menerus bersamaan)
(suara 1)
- Cinta itu esa, dia tidak satu, karna cinta tak berbilang. Tidak pun beribu tak berjuta
(suara 2)
- Cinta adalah sumber energi tak terbatas yang paling kuat, karenanyalah perubahan, dan aktifitas luar biasa tercipta. Yang mampu mendesirkan hati, menggerakkan langkah dalam setiap energi untuk gerak yang tercipta.
(suara 3)
- Cinta selalu ada tak bisa menolak sekuat apapun diri membohongi hati
(suara 4)
- Cinta adalah cahaya di hati, yang dapat membuat sesuatu menemukan maknanya
(suara 5)
- Cinta yang sebenar-benarnya cinta adalah sesuatu yang tak akan mati, dan tak akan pernah mati, karena yang mati hanyalah semu belaka. Cinta sejati adalah abadi karena ia datang dari Maha pemberi cinta
(suara 6)—(ketika akhir menjadi dominan)
- Aku memilih diam dalam dzikirku aku seakan menyimpan jawaban dari pertanyaan itu. ---Biarlah hanya Dia yang tahu. Sampai masa aku dan Dia bertemu. Aku dan Rabbku

Jiwa : tidak ! kau berbohong padaku!
Aku : jiwa......
Mengapa aku harus berbohong padamu
Sedangkan kau bagian diriku
Kita...... satu............
Jiwa : satu ?
Aku : ya satu!
Jiwa : tapi aku merasa ada banyak aku dalam dirimu
Aku : apakah kau ada dalam diriku?
Jiwa : ya..
Kau---aku. Aku---kau
------------dan mereka juga mungkin.
Aku : mereka?
Jiwa : ya... mereka
Aku yang lain
Aku : kau yang lain ? Siapa?
Jiwa : kau... !
Aku : kau... ? aku ??!
Jiwa : ya kau --- aku !!!

Ket..
Aku’ berdiri sendiri. Dia tahu aku & Jiwa, tapi mereka berdua seperti tidak mengetahui keberadaannya.
Datar. (semacam narator)
Audio: insrument by Kitaro ; Misty, A Drop of Silence, A Passage of Life
Video : rekaman2 masa lalu, siluet pemuda


*pernah dimainkan 2 kali. Oleh KOSMIS juga (siapa lagi..) agak ‘ribet’ merealisasikan naskah ini, harus ambil rekaman film juga. Alhamdulillah ada kameramen keren dari Fisip. Agak menguras energi juga. Tapi menyenangkan
** Dari sini aku sadari bahwa kemampuan itu tidak selalu utama. Ketika ada kemauan untuk bisa ditambah keikhlasan... tak ada yang bisa menghalangi. Tapi butuh profesionalitas juga, Schedule dan manajer! Kalau tidak.. wah bisa bikin ‘capek’.

Aneh..
Tapi tak harus habis makna. Pencipta kita, tahu segalanya tentang hambaNya. Penyakitnya, obatnya, kelemahannya, cara menguatkan dirinya… dan segalanya. Mata, kedekatan fisik, kedekatan hati, konsumsi pikiran…. Segalanya. Cinta, tidak salah. Manusia jatuh cinta. Berdosakah? Sedang kadang ‘aku’ juga tidak mengharapkan ‘rasa’ itu datang. Lalu untuk apa manusia diberi ‘resep’ menundukkan pandangan, ‘membatasi diri’, puasa, selalu ingat…
Jika kemudian dengan segala keindahan dan kemuliaan yang ada pada diri manusia dijadikan manusia lain sebagai penanding Penciptanya………
Cinta, bisa jadi adalah ujian yang akan meninggikan derajad kemuliaan kita. Bukan di hadapan manusia. Cinta, bisa jadi adalah ujian untuk kehormatan…
Cinta, bisa jadi adalah sumber energy yang membuat tumbuh, berkembang, menjadi lebih baik ‘sesuatu’ yang ‘aku’ cintai jika diapun menjaga kehormatan ‘yang dicintainya’.
Cinta, bisa jadi meluluhlantakkan hati, menuju ketakberdayaan, ketakpedulian, bahkan runtuhnya kemuliaan manusia…
Cinta…..
Cinta…
Cinta…
Cinta ini… kadang-kadang tak ada logika :P
Semoga Cinta terbaik yang ada pada diri kita… yang menguasai, yang mendasari, yang melingkupi hingga terpenuhi kebahagiaan. Sampai akhir. Saat menatap Wajah Sang Kekasih yang memandang kita dengan bangga. Karena berani menghadapi ‘cinta’…. Dan membuatnya tertunduk menyerah.

Jadi ingat sabtu siang pada Februari 2001, dua hari setelah bertambahnya angka umurku. Seseorang—aku menyebutnya ‘salah satu guru kehidupan’-- bertanya pada kami dalam sebuah lingkaran ‘makhluk bumi’,” Apa yang paling kuat, paling dasyat di alam semesta. Selain Penciptanya?” Hmm…. Bom atom? Uang? Wajah? Kecerdasan?
“No!”, jawabnya sambil tersenyum. Lalu?
Ah.. tahu sendiri kan jawabannya?
Buktinya? Runtuhnya Napoleon, Luluh lantaknya Jepang, PD I, PD II, Perang Dingin, ‘Bom bunuh diri’, nafas kita, setiap aliran darah, mata kita yang melihat indahnya dunia, keberadaan ibu untuk kita, setiap helai daun yang jatuh, tiap tetes mata yang mengalir,…. Kurang? Pejamkan mata, rasakan tiap tarikan nafas, rasakan degub jantung kita, sentuh tangan kita…. Bayangkan jika hidung kita mampet, kepala sebelah kanan terasa pening, dan pinggiran bibir sariawan…. Rasakan…. Bukankah itu Cinta?
Apakah kita akan buat cemburu Kekasih Yang begitu Cintai kita….. sedang cemburunya jauuuuhhh melebihi cemburunya Muhammad bin Abdullah, manusia yang paling pencemburu diantara seluruh manusia..
Resapilah kini… apakah yang cinta ada dijiwa kita. Apakah ada kegelisahan? Ketakutan? Keraguan? Rasa sakit…Sedang Cinta yang sebenar-benarnya Cinta tidak pernah menyakitkan, membuat ‘derita’, terbelenggu….

Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Di antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia yang mereka bukan nabi dan bukan pula syuhada', tetapi mereka mendapatkan kemuliaan di sisi Allah sejajar dengan para nabi dan para syuhada'." Lalu para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, khabarkanlah kepada kami siapakah mereka itu?" Jawab Rasulullah: "Mereka adalah sekelompok orang yang saling memadu kasih karena Allah, bukan karena motivasi kekerabatan maupun materi. Demi Allah, wajah mereka bersinar bagaikan cahaya, bahkan mereka adalah cahaya di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika umat manusia dilanda perasaan takut" Lalu Rasulullah saw membaca ayat: "Dan ingatlah, bahwa para kekasih Allah tidak akan pernah dilanda perasaan takut dan tidak pernah pula dilanda perasaan sedih." (HR. Abu Dawud)

Semoga kita selalu diingatkan dan diberi kesempetan untuk berproses menjadi seperti mereka ya…
Menjadi perkasa, dan membuat makhluk langit cemburu pada kita ^_^
Saat ini, kuajak engkau kembali berbincang tentang Cinta. Ingatkan aku jika telah khianati Cinta. Dan kita akan terus memaknai Cinta…..memahami lalu kita sebarkan Cinta, hingga semua memandang penuh Cinta. Dengan bahagia.. dengan luapan rasa yang seakan tak terbendung…
© kutulis lagi dan berusaha kumaknai lagi……delapan tahun lebih perjalanan kita. Akankah kita menyerah? Seperti yang kau katakan, pencarian kita, proses ini tidak pernah akan berhenti. Sebelum nyawa telah tercabut. Tapi kataku, kita mungkin akan jatuh dan terdepak. Sakit aku tahu. Tapi pencarian ini tak pernah temui puncaknya hingga…. (bukankah mati juga adalah awal perjalanan?). bro, apakah ‘kecewa’, ‘lelah’ dan ‘cinta’ bisa luluhkan CINTA? Hai, itu kamu. Aku tahu. Aku tidak menengok kebelakang untuk menyesali… tapi kembali untuk memahami. Bukankah kita akan terus menjadi perempuan bumi,…….
© mahabbah club yang telah bertebaran di muka bumi dengan Cinta, semoga tetap bersama Cinta… Tetap. Sebarkan CINTA



Bolehkah ‘aku’ bertanya? Setidaknya untuk ‘jiwa’,”Apa itu Cinta?” atau kita biarkan dia bebas dengan setiap definisinya saja? Agar dia belajar, agar kita terus mengejar?