Pernah aku berharap suatu saat, sebelum aku mati., dan sebelum aku terperosok lebih jauh pada kubangan kebodohan ataupun ketidaktahuan, bertemu dan melihat kehidupan Muhammad, yang oleh manusia Islam diyakini sebagai utusan Alloh. Pengemban risalah ilahiah untuk umat manusia. Apa yang ingin kulihat, setidaknya kutanyakan padanya jika waktuku bertemu tidak panjamg?
Aku hanya ingin melihat, bagaimana ukhuwah yang erat pada zamannya. Bagaimana kerasnya Umar dan lembutnya Abu Bakar menjadi perpaduan yang indah meski hiasan pertentangan pun seringkali tak terelakkan. Bagaimana cerdasnya Ali dan pemalunya Utsman menyinarkan cahaya ketawadhuan. Bagaimana kebersahajaan Bilal dan kesederhanan Abdurrahman bin ‘Auf memupus kecemburuan.
Bagaimana seorang Khadijah yang perkasa dengan kecintaannya, bagaimana Asma, Fatimah atau si cantik Aisyah menjaga kehormatan dirinya. Atau Ummu Sulaim yang tahu berapa harga dirinya untuk dipesunting seorang Abu Thalhah.
Aku ingin merasakan ketenangan para muslimah tersebut karena agungnya kesadaran bahwa kehormatan dirinya adalah sesuatu yang tak ternilai. Walaupun ditukar dengan dunia seisinya. Aku ingin tahu bagaimana ketika Fatimah bertemu Ali saat ikatan kehalalan itu belum tercipta. Saat Fatimah memendam rasa pada Ali. Atau saat para sahabat dan shahabiyah berkumpul. Apakah ada canda tawa? Apakah ada yang saling bertukar rasa, apakah ada yang saling menjatuhkan? Aku ingin tahu… karena aku ragu, apakah aku mampu…
Dan aku juga ingin bertanya padanya, apakah surga benar-benar berwarna hijau… tidak adakah biru disana…
Buaya, 7 januari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar