Rabu, 03 September 2008

masih ada...

resapilah...
bumi tak lagi menggigil dan nyala malam semakin terang
remang senja dalam lingkupan debu kehidupan
semburat jingganya sampaikan bahwa 'aku' ada
nafas damai ada di pelataran seminya pucuk daun alam
masih ada senyum didunia, masih ada tawa disana
masih ada rasa
dan alam, masih selalu mengembangkan tangannya untuk kita
walau hanya luka yang kita torehkan didadanya
dengarlah bisikan gericik air matanya diantara desau angin yang menari diantara pejam matamu
mungkin duka.. atau bahagia...


*sekelumit barisan kata di kepala.
saat kulihat lembaran yang abadaikan tanah..
2030 kelak, apakah tanah dan hijau daun masih tersenyum..?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bagi jiwa..


Kulihat mendung menghalangi
pancaran wajahmu
Tak terbiasa kudapati
terdiam mendura
Apa gerangan bergemuruh
di ruang benakmu
Sekilas galau mata ingin berbagi cerita…

Kudatang sahabat
bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada
asa tersisa…

Rentangkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu
dan
Tegar dirimu

Di depan sana
Cahya kecil tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan
Menghadapinya..

Sekali sempat kau mengeluh
kuatkah bertahan..
Satu persatu
jalinan kawan
Beranjak menjauh

Kudatang sahabat
bagi jiwa
Saat batin merintih
Usah kau lara sendiri
Masih ada
asa tersisa…

Rentangkanlah tanganmu di atas bahuku
Biar terbagi beban itu
dan
Tegar dirimu

Di depan sana
Cahya kecil tuk memandu
Tak hilang arah kita berjalan
Menghadapinya..






kemaren turun hujan, jadi inget lirik lagu ini,
seperti ingin mendengar kau mendendangkannya untukku,
ataukah,
aku mendendangkannya untukmu?.. ^_^