Rabu, 06 Mei 2009

Nyalang mata elang menutup malam dengan kelam


Nyalang mata elang menatap malam. Dia merajai malam dalam benaknya. Dengan jumawa ditelitinya satu persatu makhluk riang yang masih berkeciap usang. Mereka yang kelelahan setelah seharian menapaki bumi menjalin cerita agar besok tersebutlah nostalgia. Mereka lengah ketika tiba-tiba tajam jemari elang menyambar tubuh mungil diantaranya. Sejenak makhluk-makhluk kecil itu terpana dan elang segera menembus malam bersama mangsa di genggamannya.

Elang terbang tinggi. Dia tak pernah menapak ke bumi, tak mau menapaki bumi. Hidupnya adalah dongeng penuh semangat namun nyatanya adalah merasa perkasa, yang terbang di ketinggian dengan perlahan. Elang hanyalah ilusi, mengalahkan hud mungil yang melesat cepat merasai aroma tanah, membuat sejarah, tercatat indah. Bernyanyi indah di pelukan bumi.

Mangsa mungil di kaki elang dengan keperkasaannya dia berontak, rindukan sentuhan bumi yang semakin jauh ia rasai. Dan berakhir dalam perjuangannya yang sunyi

Nyala mata elang menembus kelam. Dia mencari, mengintai dan menikam. Tak merasa bahwa dia adalah sang raja tanpa pijakan.

Tidak ada komentar: