Lagi-lagi di hadapan Dito aku mendapatkan sesuatu
Yang menamparku
Menggetarkankan
Dan membuatku kembali luluh
Dengan pertanyaan polosnya
Dengan pernyataannya yang selalu membuatku tertawa..
Kami membahas tentang surat Al-Qadr, Malam Kemuliaan
Lalu aku kami merangkai ‘film’ di atas kepala kami
Tentang malam ketika Muhammad didatangi Jibril, keheningan dan turunlah Ayat Mulia itu. Wahyu pertama dari Pemilik Dunia
Iqro..... Bacalah....
Tentang ribuan malaikat yang turun ke dunia atas ijin Alloh untuk menyelesaikan urusan di muka bumi....
Tentang sayap malaikat yang ketika satu malaikat saja bila membentangkan sebelah sayapnya akan menutupi alam semesta.
Apalagi sepasang sayap malaikat
Apalagi jika ribuan malaikat
Yang tidak bisa kita jamah, dengan mata yang juga hanya titipan
Apalagi saat malam yang kesejahteraan terlimpah
Menukik turun ke bumi dan terus bertasbih
Bersama angin, bersama debu, bersama air
Bersama tiap keping darah pada jutaan tubuh manusia
Yang lebih cemerlang dari sinar bintang
Tak kenal lelah
Di bulan penuh Berkah..
“Berarti sebentar lagi ya ustadzah.”
Ah.. aku jadi teringat apa yang telah aku persiapkan untuk menyambutnya..
Malam kemuliaan, yang lebih indah dari malam seribu bulan
Apakah dia akan terlewatkan begitu saja
Dalam buaian dunia
Buaian manja atas segala yang bisa meringankan ‘beban’ bersalah saat melewatinya saja tanpa menyapanya
Dan sibuk dalam perayaan mati di akhirnya
Bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhirku..
Ya.. Siapa tahu.
“Apakah cicak dengan ‘ck..ck..ck...’nya juga bertasbih?” itulah pertanyaan manisnya
Dan ketika pulangpun sepertinya ‘tamparan’ itu masih kurang.
Beberapa saat yang lalu, beberapa jam yang telah terlewati
Aku sempat mengeluh, “Apalagi ya Alloh setelah ini...?”
Dan aku meragukan janji Penciptaku. Janji Yang Menjamin Setiap Keping Rizkiku
Lupaku pada Janji tentang kemudahan bagi hambaNya yang bersyukur
Dan sekarang di hadapanku, sesuatu yang tak kusangka datangnya begitu cepat
Menciptakan gumpalan getar yang tak bisa kulukiskan
Gumpalan yang akhirnya mengaburkan mataku di perjalanan pulang
grimis, bahagia, takut dan harapan
Bahwa peringatanNya sangat dekat di depan mata
Diantar celoteh lucu Zidan dan tatapan bahagia Dito di gerbang rumahnya, aku berkata pada jingga di barat sana dan jingga, “Lalu kita mau kemana?”
Dan akupun menghadapi angin senja yang menghadang siap menampar wajah-wajah tak tahu malu dengan kandungan racunnya yang semakin membuatku sesak...
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(At-Thalaaq:3)
Maha Suci Engkau Wahai Penguasa tiap jengkal alam semesta
Baitul Izzah, 2.,35 12 Agustus 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar