Senin, 04 Agustus 2008

Cinta Sejati itu Benar-benar ada ya..???

Sebuah renungan. Yang tiba-tiba datang

Tentang seorang lelaki dan perempuan

Dari cerita saudaranya mereka pernah saling men’cinta’

Terakhir bertemu di kandang kuda. Di pisahkan oleh tembok yang tinggi

Si perempuan berkata pada bapaknya ingin memberi makan kuda

Ketika bapaknya lengah, dia menaiki tumpukan rumput dan jerami

Melongok di balik tembok. Menemui sang lelaki

Tidak saling menatap

Hanya bertemu dalam suara

Dan mungkin gundah

Tiba-tiba adik laki-laki si perempuan datang

Membawa ketapel. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Usilnya datang, diarahkannya ketapel pada kakaknya

Pletak..! kerikilpun mampir di dahi si perempuan.

Meninggalkan bekas yang samar

Puluhan tahun telah berlalu

Perempuan itu telah melahirkan lima anak

Dan mempunyai cucu

Dari lelaki yang datang pada bapaknya

Dan lelaki dibalik tembokpun sudah memiliki kehidupan sendiri

Walau keputusan untuk memulai hidup barunya agak terlambat

Suatu waktu mereka bertemu. Tanpa sengaja

Si perempuan salah tingkah ingin segera pergi. Dia tersenyum seperti menghalau sesuatu

Si lelaki menatapnya... ada sesuatu di matanya. Dan senyum penuh kedewasaan

Anak perempuan si perempuan diam belum tahu ada rahasia apa antara perempuan dan lelaki ini.

Anak laki-laki si lelaki tersenyum pada anak perempuan si perempuan, mungkin dia tidak tahu apa yang sedang terjadi

Kejadian itu hanya sekelebat. Tapi tetap menyisakan tanya

Seperti kerikil yang membekas di dahi yang perlahan menghilang..

Namun mereka tetap memilih setia kepada yang seharusnya

Mungkin itulah bahagia bagi mereka

Tau ah itu urusan orang gede

Tapi lucu juga

Mungkin itu ya yang namanya ‘rasa’

Memang nggak bisa dipahami

Seperti di film-film saja

^_^ kenangan yang menghiasi hidup mereka berdua

untuk pelajaran bagi yang masih muda

agar tak mudah mengumbar rasa

atau pelajaran tentang takdir yang ‘harus diterima’

karena semua adalah rahasia

Juga tentang setia

dan ‘pengorbanan’

karena diri kita bukan semata hanya tentang kita

apa yang dihadapan itulah pemberian terindah

Menunggu hadirnya dan luapkan segala rasa. Menyerahkan sepenuhnya

tanpa luka dan noda

menjaganya

mungkin itu juga setia

Jadi inget pertanyaan penutup sebuah karya yang manis:

“Bunda... apakah jodoh kita namanya telah tertulis di atas langit?”.

”Ya, anakku..., sama seperti kita, di sana ia sedang berjuang keras untuk terus memperbaiki diri, juga sedang menunggu kita untuk bersama mendendangkan Tembang Cinta...”

Ya kaaan... semuanya masih rahasia

Terus??

Kalo kata Yovie n Nuno,“Biarlah aku menjaga perasaan ini wooo... menjaga segenap cinta—apa jiwa ya?—yang telah kau beri...” (sering dinyanyikan ponakan kecil saya nih) – kasian ya... terus ‘menderita’, terus menjaga sesuatu yang belum jelas...

Kalo saya si milih yang Aa Gym (kemana ya... beliau ko lama ga keliatan di tipi—ato saya yang g punya tipi jadi g pernah ketemu :P) bilang,”Jagalah hati...“(kalo ini banyak yang hafal kan..?)

^_^ hihihi..... malu. Anak kecil nulis tentang urusan orang gede, belum pengalaman juga...

  • Untuk sepupu lelakiku. Yang waktu nyetir tiba-tiba diam dari tertawanya.

Dia menangis! Lelaki, 22 tahun di pipinya ada air mata. Di hadapan kami. 3 perempuan. (cerita yang agak ngga nyambung lagi ni)

Dia menambah volume tapenya

Adeknya yang paling paham dengan mata usil menempelkan telunjukknya di bibir “sssttt...” kami diam. Asal selamat saja.

Ooo....Ternyata dengar lagunya ‘Janji Suci’ Yovie n Nuno. Yang syairnya gini ni...:

“Dengarkanlah... wanita pujaanku

malam ini akan kusampaikan

janji suci kepadamu dewiku

dengarkanlah kesungguhanku...

Aku ingin.... mempersuntingmu...”(saya kok jadi hapal ya...lha iya diputer terus...)

Lalu adeknya cerita. Ternyata dia baru saja putus... saat merencanakan untuk melamarnya.... setelah setahun pacaran.

kasiiiiaaannn.....(sasaran empuk untuk terus digoda ni...)

makanya kalo ngga mau putus jangan nyambung. Aneh-aneh saja ya...

biar ngga ada syair gini ni: “akan kutolak dan buatmu hancur... walaupun berulang engkau meminta....” meledaklah tawa kami. Dia? Tetep sedih.... diam. Tiba-tiba meringis...

saya terus menyerangnya. Tidak memberi jeda padanya —sebenarnya aku ingin menghiburmu Mo.

Cinta.... deritanya tiada akhir...

Sekali lagi.... kasiiiaaannnn....

Tiba-tiba dia panik, menyuruh saya nunduk dalem-dalem... (o o dia tersinggung batin saya. Saya ikut panik.)

Ternyata kita melewati para polisi di pinggir jalan. Pick up ngga boleh lebih dari tiga orang.... walah ajang balas dendam. Udah sumpek, gelap, tapenya keras lagi. Dia meringis... geleng-geleng kepala. Dengan menghela napas dia bilang, “kasiaaaan....”

Kediri, 24 Juni 2008

1 komentar:

jiwa_biru mengatakan...

mo, sepupuku ini. aku salut...
dia tak hanya bicara. dia berani. aku juga heran. maap he...:P
tanggal 26 okt nanti menika Insya Allah, dengan Aisyah (nama sebenarnya lho). perempuan yang lain dari yang diatas
prosesnya ngga ada sebulan. lalu dia putuskan. hmmm, ternyata kau lebih dewasa, ternyata kau telah berhasil kalahkan dia, ternyata....
semoga berkah dan hatimu terus terjaga.

salut, salut, salut... kuakui, kali ini aku 'kalah'. telak!