Senin, 04 Agustus 2008

Perayaan sunyi

Perayaan sunyi

Dalam perkabungan atas kekosongan

Dalam perayaan atas kehancuran

Ketika kesendirian adalah perumpamaan

Dan pelarian atas kedirian adalah kebisuan

Hidupkah hati ketika semua itu terjadi

Hidupkah raga ketika berontak. Saat otak menggelegak

Berhentikah jiwa jika nurani selalu gagal membentengi

Ketika suatu waktu lelah menyapa

Dan ketika kebosanan adalah suatu ritual yang memperdaya

Perputaran waktu dan Perpaduan hidup adalah satuan dari tarian sunyi

Apakah aku akan tetap disini

Menyatu bersatu mengalunkan tangga lagu

Ketika ucapan atas ada yang menghangatkan jiwa

Ketika jiwa ingin bertanya kepada jiwajiwa yang mungkin terluka

Dan arak-arakan keranda tanpa air mata

Adakah suatu kegembiraan yang tiada

Dan ketika matahati gagal melindungi diri

Dalam senyumanpun menjadi sesuatu yang menakutkan

***kuliah seminar sastra di ruang Dekanat... apakah tanya itu harus tercipta jika dia tak lahir dari kesungguhan jiwa. Lalu mengapa semua bertanya? Aku juga.

Kadang sampai sekarang pun aku nggak habis pikir... kok bisa ya otak ini langsung bekerja ketika sebenarnya dia buntu, bahkan nggak ada satu bayangan katapun yang muncul dihadapannya. Tapi setelah ’ditekan’ dengan satu pandangan yang seakan berkata ”kamu mau lulus ga? Kalo mau, ikuti aturannya”. Waw...waw... reaksinya cepat. Apa karena Acnya yang terlalu dingin ditambah ’gerimis’, atau karena pikiranku masih terpaku pada ikan-ikan di akuarium. Atau karena pengalihan pikiranku yang berusaha membaca apa ya kira-kira yang ada di kepala teman-temanku (yang Cuma enam orang) sekarang... ngantuk, bored, makanan (nyam..sempat mampir juga sih di kepala), atau tugas lain yang masih menumpuk. Di pojok sana temenku lagi presentasi, menjawab pertanyaan sebelumnya. hihi... kalo kuinget2 pertanyaanku lucu dan ’agak’ kejam! Sory sist :P. Tapi lumayan dapat satu karakter yang kugambar di sebuah kertas kumal...

Tidak ada komentar: