Senin, 04 Agustus 2008

Sebulan tanpa HP

Berani?

Coba ingat lima, enam, atau delapan tahun yang lalu.

Saat hp adalah barang mewah

Saat dia belum terwujud di genggaman tangan

Apakah kita mati?

Bandingkan kini

Saat pulsa kosong,

Sedang di pelosok daerah yang sinyalnya susah ditangkap,

Atau dia menjerit minta diisi energi dan perlahan mati. Ga bisa hidup lagi

Apa yang terjadi dengan kita?

Seolah-olah ada yang ‘hampa’

Benarkah?

Pernah coba matikan hp barang sehari?

Atau sepekan?

Apakah hati ini tenang?

Atau saat sengaja mematikannya ketika mau menghadap Sang Pencipta

Apa yang kita rasa?

Tanda tanya, tidak sabar, pikiran yang melayang-layang atau mungkin kekhusukan?

Coba matikan HP. Barang sebentar.....

Apa yang berkecamuk dalam jiwa?

** merindukan saat-saat lebih dari sebulan tanpa hp. Di awal semester sepuluhku. Banyak yang komplain, ada yang marah-marah. Ada yang bingung. Ada yang bilang ‘aneh’. Kadang merasa terasing, kadang merasa lepas-bebas. Kadang was-was...

lama-lama tenang. Aahh... maksiat berkurang. Hati lebih terjaga J. Yang iseng merasa diisengi. Sms dan panggilan tak berguna hilang. Plong... tenang... senyum lebih terkembang. Dan kini ketagihan ^_^. Walau sadar kadang ada yang ‘terugikan’.

Persaudaraan dan persahabatan semakin erat. Kenapa? Yang dulunya Cuma pencet-pencet tombol urusan beres... jadi lebih ‘ribet’ karena harus datang langsung ke rumahnya. Nengok ke kamar kosnya. Janjian ketemuan dimana... jadi semakin banyak cerita. Tidak efektif memang. Boros waktu, bensin, tenaga, biaya. Tapi bisa jadi lebih menyenangkan dan membahagiakan.

Kalau biasanya nunggu di stasiun, di terminal, di ruang tunggu rumah sakit, di tempat-tempat umum kerjaannya utak-utik tuts, konsentrasi penuh tak peduli dunia sekitar. Jadi ada kesempatan untuk bebincang dengan kawan seperjalanan.

HP. memang dia kebutuhan. Tapi rasa-rasanya kok semakin meraja...

berani menantang hp? Sepekan saja.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

He.. he.. pernah dulu aku menantang HP, saat HP yang baru beberapa bulan kubeli rusak, aku berazam untuk tidak ber-HP sampai uang cukup buat beli lagi..

Hasilnya?...

Aku dimarahin orang satu kantor!!! coz aku waktu itu seorang HRD,tiap pagi HP harus siap sedia 'menampung' ijin temen-temen yang telat, ini... itu... pokoknya tiap pagi HP ku tulilit-tulilit ramaaaaiiii kayak pasar pagi..hi..hi..hi...

So, kayaknya menantang HP tidak berlaku bagi seorang HRD deh ;).. he.. he.. he... :p